Jumat, 09 Desember 2011

Internet Protokol Versi 6 (IPv6)

Transisi IPv4 ke IPv6 merupakan fenomena yang tidak dapat dielakan oleh semua kalangan. Walaupun IPv4 tetap dapat digunakan, IPv6 memiliki versi design berbeda dan memiliki kegunaan lebih dibanding IPv4.


IPv6 digunakan sebagai pengalamatan karena keterbatasan jumlah IP yang dimiliki oleh IPv4, mengingat semakin bertambahnya perangkat berbasis IP saat ini. IPv6 atau Internet Protocol version 6 adalah protokol Internet terbaru yang merupakan pengembangan lebih lanjut dari protokol yang dipakai saat ini, IPv4 (Internet Protocol version 4).

Pengalamatan IPv6 menggunakan 128-bit alamat yang jauh lebih banyak dibandingkan dengan pengalamatan 32-bit milik IPv4.

Protokol IPv6 ini memiliki beberapa fitur baru yang merupakan perbaikan dari IPv4,diantaranya
  • Memiliki format header baru
Header pada IPv6 memiliki format baru yang didesain untuk menjaga agar overhead header minimum, dengan menghilangkan field-field yang tidak diperlukan serta beberapa field opsional
  • Range alamat yang sangat besar
IPv6 memiliki 128-bit atau 16-byte untuk masing masing alamat IP source dan destination. Sehingga secara logika IPv6 dapat menampung sekitar 3.4 x 1038 kemungkinan kombinasi alamat.
  • Konfigurasi pengalamatan secara stateless  dan statefull
IPv6 mendukung konfigurasi pengalamatan secara statefull, seperti konfigurasi alamat menggunakan server DHCP, atau secara stateless yang tanpa menggunakan server DHCP.  host secara otomatis mengkonfigurasi dirinya sendiri dengan alamat IPv6 untuk link yang disebut dengan alamat link-lokal dan alamat yang diturunkan dari prefik yang ditransmisikan oleh router local
  •  Dukungan yang lebih baik dalam hal QoS

Pada header IPv6 terdapat trafik yang di identifikasi menggunakan field Flow Label, sehingga dukungan QoS dapat tetap diimplementasikan meskipun payload paket terenkripsi melalui IPsec.

Internet Protocol version 4 (IPv4)

IPv4 adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol IP versi 4.

Panjang totalnya adalah 32-bit, dan secara teoritis dapat mengalamati hingga 4 miliar host computer di seluruh dunia. Alamat IP versi 4 umumnya diekspresikan dalam notasi desimal bertitik. yang dibagi ke dalam empat buah oktet berukuran 8-bit. Nilainya berkisar antara 0 hingga 255.

Contoh alamat IP versi 4 adalah 192.168.1.3.

Pada IPv4 ada 3 jenis Kelas, tergantung dari besarnya bagian host :

  • Kelas A (bagian host sepanjang 24 bit , IP address dapat diberikan pada 16,7 juta host) -- mulai dari 0.0.0.0 s/d 127.255.255.255 (net 0.0.0.0 dan 127.0.0.0 pengecualian)
  • kelas B (bagian host sepanjang 16 bit = 65534 host) -- mulai dari 128.0.0.0 s/d 191.255.255.255
  • kelas C (bagian host sepanjang 8 bit = 254 host ) -- mulai dari 192.0.0.0 s/d 224.255.255.255

Pemberian alamat dalam internet mengikuti format IP address dinyatakan dengan 32 bit (bilangan 1 dan 0) yang dibagi atas 4 kelompok (setiap kelompok terdiri dari 8 bit atau oktet) dan tiap kelompok dipisahkan oleh sebuah tanda titik. Untuk memudahkan pembacaan,

penulisan alamat dilakukan dengan angka desimal, misalnya  192.168.1.100

jika dinyatakan dalam binary menjadi
01100100.00000011.00000001.01100100.

Dari 32 bit ini berarti banyaknya jumlah maksimum alamat yang dapat dituliskan adalah 2 pangkat 32, atau 4.294.967.296 alamat.

Format alamat ini terdiri dari 2 bagian, net id dan host id. Net id menyatakan alamat jaringan sedangkan host id menyatakan alamat lokal (host/router).

Dari 32 bit ini, tidak boleh semuanya angka 0 atau 1 (0.0.0.0 digunakan untuk jaringan yang tidak dikenal dan 255.255.255.255 digunakan untuk broadcast).

Kelemahannya alamat IPv4., yaitu
  1. Pertumbuhan Internet yang cepat karena permintaan ontent maupun aplikasi berbasis web lainnya, sehingga mengakibatkan hampir habisnya alamat IPv4.
  2. Router yang menangani Backbone Internet kini harus menangani routing tables yang sangat besar akibat pertumbuhan Internet yang sangat cepat.
  3. Kebutuhan untuk konfigurasi yang lebih mudah
  4. Support yang lebih baik untuk pengiriman paket data yang secara real-time.

Laporan 1

LAPORAN
PRAKTEK INSTALASI KOMPUTER DAN JARINGAN
MEMASANG TWISTED PAIR














MUHAMMAD IQBAL
06173 / 2008
PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA



FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2011

  1. TUJUAN

  1. Mahasiswa bisa mengenal macam media transmisi berupa kabel.
  2. Mahasiswa mengetahui fungsi media transmisi kabel.
  3. Mahasiswa dapat menginstalasi kabel jaringan.

  1. ALAT DAN BAHAN

  1. Kabel UTP (Unshield Twisted Pair).
  2. Konektor RJ45
  3. Tools set.

  1. TEORI SINGKAT
Twisted Pair adalah salah satu jenis kabel transmisi. Biasanya dipakai untuk teknologi Star. Twisted Pair ada 3 macam yaitu :
1.      Shielded Twisted Pair (STP)




 2.
     




Screen Twisted Pair (ScTP)

3.      Unshield Twisted Pair (UTP)















Yang biasa digunakan dalam transmisi adalah kabel UTP. Kabel UTP mempunyai delapan pin yaitu :

n  Pin1 dengan warna hijau-putih (TD+)
n  Pin2 dengan warna hijau (TD-)
n  Pin3 dengan warna orange-putih (RD+)
n  Pin4 dengan warna biru (NC)
n  Pin5 dengan warna biru-putih (NC)
n  Pin6 dengan warna orange (RD-)
n  Pin7 dengan warna coklat-putih (NC)
n  Pin8 dengan warna coklat (NC)

Konfigurasi kabel UTP :






Tiga cara pemasangan UTP :

1.      Straight Trought
n  Pengkabelan jenis ini biasanya diperuntukkan untuk menghubungkan peralatan yang berbeda jenis. Misal untuk menghubungkan PC dengan hub, switch dan router, switch dan PC dan sebagainya








2.      Cross Over
n  Pengkabelan jenis ini biaanya digunakan untuk menghubungkan peralatan sejenis. Misal  untuk menghubungkan PC dengan PC, hub dengan hub dan sebagainya













3.      Roll Over
n  Pengkabelan jenis ini merupakan pengkabelan khusus, Misal untuk melakukan konfigurasi router menggunakan PC
                       









  1. Siapkan kabel dengan panjang minimal 1 meter.

  1. Gunakan alat khusus untuk mengupas kulit kabel sekitar 6 cm.




  1. Pisahkan setiap bagian dan luruskan ujungnya.



  1. Atur letak warna kabel dari warna pin-1 sampai pin ke-8 sesuai dengan keinginan. Untuk straight memakai letak kabel tipe B kedua ujungnya dan untuk cross memakai letak kabel tipe B dan tipe A.















  1. Potong ujung kabel sekitar 2 cm dan diluruskan ujungnya.
















  1. Masukkan ke dalam konektor RJ45 sesuai dari pin 1 sampai pin 8 warnanya. Jangan sampai terbalik letak kabelnya.

















  1. Tekan kabel ke dalam konektor sehingga ujung kabel menyentuh sampai ke ujung konektor tersebut.
















  1. Liat lagi tata letak kabelnya apakah sudah benar dan sesuai dengan tata letak warnanya.

















  1. Setelah benar crimping menggunakan alat khusus untuk menjepitkan kabel pada konektornya.

















  1. Lihat kedua sisi apakah sesuai dengan aturan.
















  1. Tes kualitas kabel dengan alat.

















E.     KESIMPULAN

1.      Setiap pin untuk kabel UTP memiliki fungsi masing-masing.
2.      Kabel dililit berpasangan fungsinya untuk menghilangkan noise.
3.      Kabel UTP mempermudah pentransmisian data ke computer lain dengan mudah dan cepat.

NETWORK DEVICE

            Network device adalah perangkat jaringan merupakan komponen-komponen yang digunakan untuk menghubungkan komputer atau perangkat elektronik lainnya secara bersama-sama sehingga mereka dapat berbagi (share) file atau sumber daya (resources) seperti printer atau mesin fax. Perangkat yang digunakan untuk mengatur sebuah LAN (Local Area Network) merupakan tipe perangkat jaringan yang digunakan secara umum oleh masyarakat luas
Perangkat yang digunakan untuk mengatur sebuah LAN (Local Area Network) merupakan tipe perangkat jaringan yang diguankan secara umum oleh masyarakat luas. LAN membutuhkan sebuah hub, router, teknologi pengkabelan atau sinyal radio (wireless), kartu jaringan (network cards) dan juga sebuah modem berkecepatan tinggi (jika koneksi Internet dibutuhkan).

Pada sebuah jaringan, satu komputer dijadikan sebagai sebuah server, dan komputer-komputer lainnya bertindak sebagai komputer client. Server terhubung dengan sebuah hub eksternal, di mana komputer client juga terhubung ke sana. Setelah semua komputer terhubung pada hub, maka hub dapat digunakan untuk melewatkan sinyal secara bolak-balik. Untuk mengarahkan sinyal-sinyal tersebut, hub terdiri dari sebuah perangkat yang bernama router. Router merupakan sebuah perangkat yang serupa dengan “polisi lalu lintas elektronik” yang menangani traffic data diantara komputer. Lalu, bagaimana router dapat mengenali setiap komputer?
Kuncinya adalah setiap komputer yang terhubung harus memiliki sebuah network card. Pada network card terdapat sebuah alamat unik (unique address) yang menjadi identitas komputer. Dengan alamat unik inilah, sebuah router dapat membedakan dan mampu mengidentifikasikan semua komputer yang terhubung.


Untuk lebih jelasnya kta akan jelaskan satu persatu secara umum.

1.  RUTER

Router adalah alat yang dapat menghubungkan dua atau lebih jaringan komputer yang berbeda. Pada dasarnya router adalah sebuah alat pada jaringan komputer yang bekerja di network layer pada lapisan OSI. Pada router terdapat routing table yaitu tabel yang berisi alamat-alamat jaringan yang dibutuhkan untuk menentukan tujuan dari paket-paket data yang akan dilewatkan .
Perute atau penghala (router) juga sebuah alat yang mengirimkan paket data melalui sebuah jaringan atau internet menuju tujuannya, melalui sebuah proses yang dikenal sebagai penghalang. Proses penghalaan terjadi pada lapisan 3 (lapisan jaringan seperti internet protocol) dari protokol tumpukan (stack protocol) tujuh-lapis OSI.

Fungsi
Router berfungsi sebagai penghubung antar dua atau lebih jaringan untuk meneruskan data dari satu jaringan ke jaringan lainnya.
Router sangat banyak digunakan dalam jaringan berbasis teknologi protokol TCP/IP, dan router jenis itu disebut juga dengan IP Router. Selain IP Router, ada lagi AppleTalk Router, dan masih ada beberapa jenis router lainnya. Internet merupakan contoh utama dari sebuah jaringan yang memiliki banyak router IP. Router dapat digunakan untuk menghubungkan banyak jaringan kecil ke sebuah jaringan yang lebih besar, yang disebut dengan ininetwork, atau untuk membagi sebuah jaringan besar ke dalam beberapa subnetwork untuk meningkatkan kinerja dan juga mempermudah manajemennya. Router juga kadang digunakan untuk mengoneksikan dua buah jaringan yang menggunakan media yang berbeda (seperti halnya router wireless yang pada umumnya selain ia dapat menghubungkan komputer dengan menggunakan radio, ia juga mendukung penghubungan komputer dengan kabel UTP), atau berbeda arsitektur jaringan, seperti halnya dari Ethernet ke Token Ring.
Gelang kepingan (token ring) adalah sebuah cara akses jaringan berbasis teknologi gelang (ring) yang pada awalnya dikembangkan dan diusulkan oleh Olaf Soderblum pada tahun 1969.
       

Jenis-jenis router
Secara umum, router dibagi menjadi dua buah jenis, yakni:
  • static router (router statis): adalah sebuah router yang memiliki tabel routing statis yang di setting secara manual oleh para administrator jaringan.
  • dynamic router (router dinamis): adalah sebuah router yang memiliki dan membuat tabel routing dinamis, dengan mendengarkan lalu lintas jaringan dan juga dengan saling berhubungan dengan router lainnya.

2.   HUB

Hub adalah sebuah perangkat jaringan komputer yang berfungsi untuk menghubungkan peralatan-peralatan dengan ethernet 10Baset atau serat optik sehingga menjadikannya dalam satu segmen jaringan. Hub bekerja pada lapisan fisik (layer 1) pada model OSI.
0BaseT adalah sebuah standar yang digunakan untuk mengimplementasikan jaringan berbasis teknologi ethernet.
Dan Secara sederhana, hub adalah perangkat penghubung. Pada jaringan bertopologi star, hub adalah perangkat dengan banyak port yang memungkinkan beberapa titik (dalam hal ini komputer yang sudah memasang NIC) bergabung menjadi satu jaringan. Pada jaringan sederhana, salah satu port pada hub terhubung ke komputer server. Bisa juga hub tak langsung terhubung ke server tetapi juga ke hub lain, ini terutama terjadi pada jaringan yang cukup besar. Hub memiliki 4 – 24 port plus 1 port untuk ke server atau hub lain. Sebagian hub — terutama dari generasi yang lebih baru — bisa ditumpuk (stackable) untuk mendukung jumlah port yang lebih banyak. Jumlah tumpukan maksimal bergantung dari merek hub, rata-rata mencapai 5 – 8. Hub yang bisa ditumpuk biasanya pada bagian belakangnya terdapat 2 port untuk menghubungkan antar hub. Dari sisi pengelolaan ada dua jenis hub, yaitu manageable hub dan unmanageable hub. Manageable hub adalah hub yang bisa dikelola melalui software — sedangkan unmanageable hub tak bisa. Satu hal yang perlu diingat, hub hanya memungkinkan pengguna untuk berbagi (share) jalur yang sama. Kumpulan hub yang membentuk jaringan hub disebut sebagai “shared Ethernet.” Pada jaringan terbagi seperti itu, setiap anggota hanya akan mendapatkan persentase tertentu dari bandwidth jaringan yang ada. Misalkan jaringan yang digunakan adalah Ethernet 10Mbps dan pada jaringan tersebut tersambung 10 komputer, maka secara kasar jika semua komputer secara bersama mengirimkan data, bandwidth rata-rata yang bisa digunakan oleh masing-masing anggota jaringan tersebut hanyalah 1Mbps.
Pada jaringan bertopologi bus, ada juga perangkat sejenis hub — namanya repeater. Sesuai namanya, repeater bekerja memperkuat sinyal agar data bisa mencapai jarak yang lebih jauh.


Cara kerja Hub
Hub merupakan suatu device pada jaringan yang secara konseptual beroperasi pada layer 1 (Physical Layer). Maksudnya, hub tidak menyaring menerjemahkan sesuatu, hanya mengetahui kecepatan transfer data dan susunan pin pada kabel. Cara kerja alat ini adalah dengan cara mengirimkan sinyal paket data ke seluruh port pada hub sehingga paket data tersebut diterima oleh seluruh computer yang berhubungan dengan hub tersebut kecuali computer yang mengirimkan. Sinyal yang dikirimkan tersebut diulang-ulang walaupun paket data telah diterima oleh komputer tujuan. Hal ini menyebabkan fungsi colossion lebih sering terjadi.
Misalnya ketika ada pengiriman paket data dari port A ke port B dan pada saat yang sama ada pengiriman paket data dari port C ke port D, maka akan terjadi tabrakan (collision) karena menggunakan jalur yang sama (jalur broadcast yang sama) sehingga paket data akan menjadi rusak yang mengakibatkan pengiriman ulang paket data. Jika hal ini sering terjadi maka collison yang terjadi dapat mengganggu aktifitas pengiriman paket data yang baru maupun ulangan. Hal ini mengakibatkan penurunan kecepatan transfer data. Oleh karena itu secara fisik, hub mempunyai lampu led yang mengindikasikan terjadi collision.
Ketika paket data dikirimkan melalui salah satu port pada hub, maka pengiriman paket data tersebut akan terlihat dan terkirim ke setiap port lainnya sehingga bandwidth pada hub menjadi terbagi ke seluruh port yang ada. Semakin banyak port yang tersedia pada hub, maka bandwidth yang tersedia menjadi semakin kecil untuk setiap port.

3.  SWITCH

Switch jaringan (switch) adalah sebuah alat jaringan yang melakukan bridging transparan (penghubung segementasi banyak jaringan dengan forwarding berdasarkan alamat MAC). Switch jaringan dapat digunakan sebagai penghubung komputer atau router pada satu area yang terbatas, switch juga bekerja pada lapisan data link, cara kerja switch hampir sama seperti bridge, tetapi switch memiliki sejumlah port sehingga sering dinamakan multi-port bridge. 

Switch merupakan suatu device pada jaringan yang secara konseptual berada pada layer 2 (Datalink Layer). Maksudnya, switch pada saat pengirimkan data mengikuti MAC address pada NIC (Network Interface Card) sehingga switch mengetahui kepada siapa paket ini akan diterima. Jika ada collision yang terjadi merupakan collision pada port-port yang sedang saling berkirim paket data. Misalnya ketika ada pengiriman paket data dari port A ke port B dan pada saat yang sama ada pengiriman paket data dari port C ke port D, maka tidak akan terjadi tabrakan (collision) karena alamat yang dituju berbeda dan tidak menggunakan jalur yang sama. Semakin banyak port yang tersedia pada switch, tidak akan mempengaruhi bandwidth yang tersedia untuk setiap port.
Ketika paket data dikirimkan melalui salah satu port pada switch, maka pengiriman paket data tersebut tidak akan terlihat dan tidak terkirim ke setiap port lainnya sehingga masing-masing port mempunyai bandwidth yang penuh. Hal ini menyebabkan kecepatan pentransferan data lebih terjamin.
Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa switch lebih baik daripada hub baik secara perbandingan konseptual maupun secara prinsip kerjanya yang dapat membuat terjadinya collosion.

Cara Kerja Switch

Switch dapat dikatakan sebagai multi-port bridge karena mempunyai collision domain dan broadcast domain tersendiri, dapat mengatur lalu lintas paket yang melalui switch jaringan. Cara menghubungkan komputer ke switch sangat mirip dengan cara menghubungkan komputer atau router ke HUB. Switch dapat digunakan langsung untuk menggantikan HUB yang sudah terpasang pada jaringan.

        Untuk menghubungkan komputer dalam sebuah jaringan, kita kadang mendengar istilah hub, swtch, bridge dan router, lantas apa perbedaan diantara keempat peralatan tersebut?. Tulisan ini saya rangkum dari berbagai sumber terutama modul kuliah jaringan komputer yang pernah saya dapatkan. Berikut definisi dan perbedaan Hub, Switch, Bridge dan Router

  • Suatu perangkat yang memiliki banyak port yang akan menghubungkan beberapa node (komputer) sehingga membentuk suatu jaringan pada topologi star.
  • Cara Kerja:
    Ketika sebuah paket tiba di salah satu port, paket itu akan disalin ke port-port yang lain di hub. Atau dengan kata lain hub hanya menyalin data ke semua simpul yang terhubung ke hub. Hal ini menyebabkan unjuk kerja jaringan akan lambat.
  • Hub dengan spesifikasi 10/100Mbps harus berbagi bandwidth dengan masing-masing port. Jadi ketika hanya satu PC yang menggunakan, akan mendapat akses bandwith yang maksimum yang tersedia. Namun, jika beberapa PC beroperasi atau di gunakan pada jaringan tersebut, maka bandwidth akan dibagi kepada semua PC, sehingga akan menurunkan kinerja jaringan
Bridge
  • Berfungsi menghubungkan dua buah LAN yang sejenis, sehingga dapat memiliki satu LAN yang jauh lebih besar dari ketentuan konfigurasi LAN tanpa Bridge.
  • Bridge dapat menghubungkan beberapa jaringan terpisah, baik tipe jaringan yang sama maupun berbeda (seperti Ethernet dan Fast Ethernet).
  • Bridge dapat menghubungkan dua LAN yang kedua-duanya menggunakan metode transmisi baseband atau broadbrand ataupun LAN dengan baseband dan LAN dengan broadband atau metode akses CSMA/CD dengan token passing dan sebagainya bergantung pada jenis Bridge yang digunakan.
  • Cara Kerja:
    Bridge memetakan alamat Ethernet dari setiap node atau titik yang ada pada masing-masing segmen jaringan dan hanya memperbolehkan lalulintas data yang diperlukan melintasi bridge. Ketika menerima sebuah paket, bridge menentukan segmen tujuan dan sumber. Jika segmennya sama, paket akan ditolak, dan jika segmennya berbeda, paket paket diteruskan ke segmen tujuan. Dengan demikian bridge juga mencegah pesan rusak agar tidak menyebar keluar dari satu segmen.
  • Bridge bekerja pada lapisan physical layer dan data link layer, sehingga akan mempengaruhi unjuk kerja LAN bila sering terjadi komunikasi sistem yang berada di LAN yang berbeda yang terhubung oleh Bridge.
Switch
  • Switch bentuknya hampir sama dengan hub.
  • Switch atau lebih dikenal dengan istilah LAN Switch merupakan perluasan dari konsep bridge.
  • Cara Kerja:
    Ada dua arsitektur dasar yang digunakan yaitu: cut-through dan store and forward.
  • Switch cut trough memiliki kelebihan di sisi kecepatan karena ketika sebuah paket datang, switch hanya memperhatikan alamat tujuan sebelum diteruskan ke segmen tujuannya. Sedangkan Switch store and forward merupakan kebalikan dari switch cut-through. Switch ini menerima dan menganalisa seluruh isi paket sebelum meneruskannya ke tujuan dan untuk meneriksa satu paket memerlukan waktu, tetapi ini memungkinkan switch untuk mengetahui adanya kerusakan pada paket dan mencegahnya agar tidak mengganggu jaringan.
  • Switch dengan spesifikasi 10/100Mbps akan mengalokasikan 10/100Mbps penuh untuk setiap port nya. Jadi berapapun jumlah computer yang terhubung, pengguna akan selalu memiliki bandwidth penuh.
Router
  • Berfungsi agar data sampai ke tempat tujuan pada jaringan sesuai yang dikehendaki.
  • Cara Kerja:
    Router bekerja dengan cara yang mirip dengan switch dan bridge. Perbedaannya, router merupakan penyaring atau filter lalu lintas data. Penyaringan dilakukan dengan menggunakan protocol tertentu. Router pada dasarnya merupakan piranti pembagi jaringan secara logical bukan fisikal.
  • Router dapat memilih jalan alternatif yang terbaik (rute terbaik untuk transportasi data.), bila memang ada beberapa jalan untuk mencapai tujuan atau bila salah satu jalan ke tempat tujuan terputus karena sesuatu hal.
  • Router bekerja pada lapisan physical, data link dan network layer, sehingga tidak dapat digunakan sembarangan.
  • Router umumnya paling tidak terhubung ke dua jaringan., dua LAN atau WAN ke LAN dan jaringan dari ISP ( Internet Service Provider). Beberapa modem DSL dan cable modem juga memiliki fungsi router yang terintegrasi ke dalamnya sehingga memungkinkan beberapa computer membentuk jaringan dan langsung terhubung ke internet.
  • Apabila hub, bridge dan switch merupakan networking device maka router merupakan internetworking device