Kamis, 28 Juli 2011

ROUTING STATIC


Pernahkah kita berada di sebuah pertigaan atau perempatan jalan dan disitu terdapat penunjuk arah, masing-masing arah di tandai, kalau ke belok kanan ke mana, ke kiri kemana dan seterusnya. Artinya jika kita hendak menuju suatu daerah maka tentu kita akan meilih rute yang menuju ke arah tujuan kita di perempatan tersebut dengan melihat papan penunjuk arah. Analogi diatas juga terjadi dalam jaringan, internet sebuah jalan yang menghubungkan banyak tempat dan jutaan rute yang bisa dipilih.
Perangkat jaringan yang ditugasi sebagai penunjuk arah ialah Router dan daftar arah disimpan dalam sebuah tabel yang disebut Routing Table. Sama seperti papan penunjuk arah yang tentunya tidak serta merta ada namun harus dibuat, maka Routing pun harus dibuat terlebih dahulu. Router akan langsung mengenali rute yang terhubung langsung dengannya, namun ia tidak akan pernah tahu rute lain yang tidak terhubung langsung.
Pada suatu jaringan bisnis berskala besar atau enterprise yang terdiri dari banyak lokasi yang tersebar secara remote, maka komunikasi antar site dengan management routing protocol yang bagus adalah suatu keharusan. Baik static route ataupun dynamic routing haruslah di design sedemikian rupa agar sangat efficient
Suatu static route adalah suatu mekanisme routing yang tergantung dengan routing table dengan konfigurasi manual.Dalam skala jaringan yang kecil yang mungkin terdiri dari dua atau tiga router saja, pemakaian static route lebih umum dipakai. Static router (yang menggunakan solusi static route) haruslah di configure secara manual dan dimaintain secara terpisah karena tidak melakukan pertukaran informasi routing table secara dinamis dengan router-router lainnyarouting table dengan konfigurasi manual.
Suatu static route akan berfungsi sempurna jika routing table berisi suatu route untuk setiap jaringan didalam internetwork yang mana dikonfigure secara manual oleh administrator jaringan. Setiap host pada jaringan harus dikonfigure untuk mengarah kepada default route atau default gateway agar cocok dengan IP address dari interface local router, dimana router memeriksa routing table dan menentukan route yang mana digunakan untuk meneruskan paket.
Konsep dasar dari routing adalah bahwa router meneruskan IP paket berdasarkan pada IP address tujuan yang ada dalam header IP paket. Dia mencocokkan IP address tujuan dengan routing table dengan harapan menemukan kecocokan entry – suatu entry yang menyatakan kepada router kemana paket selanjutnya harus diteruskan. Jika tidak ada kecocokan entry yang ada dalam routing table, dan tidak ada default route, maka router tersebut akan membuang paket tersebut. Untuk itu adalah sangat penting untuk mempunyai isian routing table yang tepat dan benar.
Untuk dapat melakukan perutean, suatu router, atau entitas apapun yang membangun routing , melakukan beberapa langkah berikut ini:
1.      Mengetahui Alamat tujuan – Ke tujuan (alamat) mana sesuatu yang dirutekan dikirim?
2.       Mengenali sumber-sumber informasi perutean – Dari sumber-sumber (router-router lain) mana saja suatu router dapat mempelajari jalur-jalur menuju tujuan?
3.       Menemukan rute-rute – Jalur-jalur atau rute-rute mana saja yang mungkin dapat dilalui untuk mencapai alamat tujuan?
4.      Memilih jalur atau rute – Memilih jalur atau rute terbaik untuk menuju alamat tujuan yang dimaksud.
5.      Memelihara dan memverifikasi informasi routing – Apakah jalur-jalur ke tujuan yang telah diketahui  masih berlaku dan benar?
Pada suatu sistem jaringan komputer, router mempelajari informasi routing dari sumber-sumber routing -nya yang terletak di dalam tabel routing ( routing table ). Router akan berpedoman pada tabel ini untuk menyatakan port mana yang digunakan mem-forward paket-paket yang ditujukan kepadanya.
1.      Jika jaringan tujuan terhubung langsung dengan router, maka router sudah mengetahui port mana yang digunakan untuk mem-forward paket.
2.      Jika jaringan tujuan tidak terhubung langsung dengan router, maka router harus mempelajari rute terbaik untuk mem-forward paket ke tujuan.
Static route terdiri dari command-command konfigurasi sendiri-sendiri untuk setiap route kepada router. sebuah router hanya akan meneruskan paket hanya kepada subnet-subnet yang ada pada routing table. Sebuah router selalu mengetahui route yang bersentuhan langsung kepada nya – keluar interface dari router yang mempunyai status “up and up” pada line interface dan protocolnya. Dengan menambahkan static route, sebuah router dapat diberitahukan kemana harus meneruskan paket-paket kepada subnet-subnet yang tidak bersentuhan langsung kepadanya.
Yang harus diperhatikan disini adalah bahwa network yang akan dirouting adalah network yang tidak terhubung secara langsung (Undirectly Connected) pada router yang akan anda buat tabel routingnya. Artinya disini sebagai administrator dalam sebuah jaringan harus benar-benar memahami tooplogi jaringan yang dibuat. Hal ini sangatlah mutlak untuk mengetahui berapa banyak network yang ada, network mana yang terhubung secara langung maupun tidak terhadap sebuah router. Untuk membuat static routing dapat menggunakan perintah :
Keterangan :
[Dest_net] adalah alamat jaringan yang dituju
[Dest_netmask] adalah subnet mask jaringan yang dituju
[Next_hope] adalah IP Address dari gateway, biasanya IP address router yang berhubungan langsung. Sebagai contoh perhatikan gambar dibawah ini.

Untuk lebih memahami perhatikanlah gambar berikut ini, berserta langkah-langkah yang diperlukan untuk membuat static routing pada jaringan kita
 


Dari gambar topologi diatas maka dapat anda deskripsikan beberapa hal :
1.    Terdapat 3 buah jaringan yang berbeda alamat
  • Network 192.168.1.0 dengan netmask 255.255.255.0
  • Network 10.10.10.0 dengan netmask 255.255.255.252
  • Network 172.16.16.0 dengan netmask 255.255.255.0
Perhatikan gambar dibawah ini untuk lebih memperjelas anda :
1.    Terdapat dua buah router yaitu router dengan nama audrill dan Sting
2.    Informasi jaringan dapat disebutkan dalam tabel sebagai berikut :
Router Audrill
Router Sting
Directly Network
Undirectly Network
Directly Network
Undirectly Network
192.168.1.0/24
172.16.16.0/24
10.10.10.0/30
192.168.1.0/24
10.10.10.0/30

172.16.16.0/24

Yang harus anda pahami adalah bahwa static routing merupakan sebuah kegiatan, membuat tabel routing untuk seluruh jaringan (Undirectly Connected) pada setiap router. Yang perlu anda lakukan adalah mengetahui berapa jumlah keseruhan jaringan.  Static routing artinya meroutekan jaringan yang tidak terhubung secara langsung dengan router yang dimaksud. Hal ini harus dilakukan untuk semua router yang ada didalam jaringan hingga jaringan mengalami kondisi konvergen.



Sehingga bentuk static routing dari masing-masing router dapat dituliskan dengan :
Pada Router Audrill :
  • Ip route 172.16.16.0 255.255.255.0 10.10.10.2
Pada Router Sting :
  • Ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 10.10.10.1
Keuntungan Static Routing
Keuntungan:
·         Jalur routing mudah diprediksi
·         Tidak membutuhkan proses update routing table.
·         Mudah dikonfigurasi untuk network kecil.
Kerugian Static Routing
Kerugian:
·         Tidak cocok untuk network berskala besar.
·         Tidak dapat beradaptasi terhadap penambahan router karena konfigurasi pada tiap router harus dirubah.
·         Tidak dapat beradaptasi terhadap munculnya link failure pada salah satu jalur.

Contoh Routing Static
            Terdapat 3 jaringan A,B,C:
    • A = 10.1.2.0 - 10.1.2.127 (SM=255.255.255.128)
    • B = 10.1.2.128 - 10.1.2.159 (SM =255.255.255.224)
    • C = 10.1.2.160 - 10.1.2.191 (SM=255.255.255.224)

Konfigurasikan agar semua jaringan dapat saling berkomunikasi!
    • Konfigurasi client di tiap jaringan
  10.1.2.0/25 = Default  gateway diarahkan ke 10.1.2.1
            # route add -net default gw 10.1.2.1
  10.1.2.160/27 = Default  gateway diarahkan ke 10.1.2.161
            # route add -net default gw 10.1.2.161
  10.1.2.128/27 = Gateway ke 10.1.2.0/25 melalui 10.1.2.129 dan gateway ke 10.1.160/27 melalui 10.1.2.130
            # route add -net 10.1.2.0/25 gw 10.1.2.129
            # route add -net 10.1.2.160/25 gw 10.1.2.130
    • Konfigurasi Router A
            # route add -net 10.1.2.0/25 gw 10.1.2.129
    • Konfigurasi Router B
            #route add -net 10.1.2.160/27 gw 10.1.2.130
q  Contoh sintaks manajemen tabel routing
§  Menambahkan tabel routing default gateway
                        # route add -net default gw 10.10.1.1
    • Menambahkan tabel routing tujuan dengan gateway tertentu.
            Contoh tujuan 167.205.207.160/28 melalui gateway=10.10.1.1
                        # route add -net 167.205.207.160/28 gw 10.10.1.1
    • Menghapus tabel routing tujuan dengan gateway tertentu.
            Contoh tujuan 167.205.207.160/28 melalui gateway=10.10.1.1
                        # route del -net 167.205.207.160/28 gw 10.10.1.1